Sedikit Asal Iklas



 

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۚ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.( Al AN'AM 141)

            Sekalipun petani bekerja keras merawat sawah dan ladang agar tanaman padi mereka dapat tumbuh dengan subur, hanya llah yang berkuasa menumbuhkan tanaman setelah sebelumnya tidak ada. Allah juga yang menaikan air sehingga tanah menjadi gembur dan akar tanaman dapat hidup dan tumbuh subur, lalu berubah menjadi pohon yang mengeluarkan buah-buahan yang siap untuk dimakan oleh manusia. Semua ini adalah anugerah Allah yang tidak terhitung banyaknya.
            Sebagai bukti rasa syukur kepada-Nya, kita diwajibkan mengeluarkan zakat yang menjadi hak Allah dari hasil yang baik, agar hal yang serupa senantiasa dilimpahkan Allah kepada kita pada masa-masayang akan datang dan seterusnya.

            Waktu yang paling tepat untuk membayar zakat adalah waktu panen tiba, sebelum sampa biji-biji dibersihkan dari tangkainya dan dibawa pulang pemiliknya. Karena, jika masa yang tepat untuk mengeluarkan zakat itu dilewatkan oleh pmiliknya dan menunda pembayarannya, maka naluri memiliki akan mmbelenggu dan segera berusaha memengaruhinya, yaitu dengan gambaran keuntungan yang sangat besar dimasa mendatang. Pemilik tidak perlu mengalami keadaan yang meresahkan jiwanya seperti ini seandainya ia segera membayar zakat ketika panen tiba, tepat sebelum berhembus bisikan-bisikan mengeni keuntungan dan kerugian ke dalam hatinya sehingga memicu naluri untuk memiliki  dan menguasai semuanya.
            Suatu ketika Rasulullah memerintahkan Asma’ bint Abu Bakar untuk bersedekah. Maka bersabdalah beliau “ Bersedekalah dan jangan menghitung-hitunnya karena Allah akan menghitung semua(amal sedekah) kamu, dan janganlah kamu mengingat-ingatnya karena sesungguhnya Allah akan mengingat (semua sedekah) kamu.”
            Hadis di atas menganjurkan kita untuk segera berinfak( berzakat) karena hal ini lebih baik dari pada apabila kita sibuk menghitung harta kemudian meneliti ketetapan timbangan dan jumlahnya. Hal ini agar kita tiak lagi merasa berat untuk mengeluarkan zakat, infak ataupun sedekah.
            Uraian di atas setidaknya akan menimbulkan kecurigaan, ayat di atas mula-mula menganjurkan untuk berinfak lebih banyak, bahkan kesannya boleh berlebih-lebihan semata-mata untuk membantu orang-orang miskin amal itu tidak akan mendapat balasan apa pun. Namun demikian, pada akhir ayat ditegaskan mengenai larangan bersikap berlebih-lebihan.  Hal ini menyingkap sisi lain dari seberapa jauh Al-Quran memiliki keselarasan dan keharmonisan dengan fitrah manusia.
Image result for SEDEKAH
            Seandainya semua kaum Muslim hadir dalam sosok Tsabit i Qais yang menginfakkan seluruh hartanya sampai-sampai tidak menyisakan satu biji kurmapun untuk putranya, maka sudah dapat dipastikan terjadi masalah kecemburuan sosial.
            Kini kasus yang banyak terjadi adalah bagaimana orang-orang menfasilitasi dan mendorong kelompok miskin untuk menuntut haknya dari kelompok yang kaya tak perduli jika itu harus dilakukan dengan perlawanan, demonstrasi dsb. Lain halnya dengan Islam, sama sekali tidak menganjurkan orang miskin untuk melawan orang kaya. Akan tetapi, Islam justru melawan kemiskinan dan menempatkanya sebagai fenomena lami. Kemudian menegaskan bahwa semua orang berkewajiban untuk mengentaskan kemiskinan tersebut.
            Islam mengingatkan para dermawan akan bahaya sikap berlebih-lebihan dalam berinfak, yang sering terjadi secara emosional dan tak terkontrol pada suasana tertentu. Pada saat berikutnya, ketika jiwa telah tenang, mulailah muncul penyesalan yang sangat membekas pada jiwa mereka. Seklipun hal itu mampu memadamkan dendam orang-orang miskin, barangnya tetap berkobar di  hati mereka.
            Berlebihan dalam bersedekah merupakan sebuah pelanggaran, lebih baik sedikit bersedekah , tapi dapat mempertahankan rasa cinta kasih an dapat merealisasikan dalam masyarakat hal ini lebih baik dari pada banyak bersedekah tapi menimbulkan gejolak jiwa dan kecemburuan sosial. Pada intinya bersedekah dengan kadar yang seimbang dan iklas tanpa ada rasa ingin mendapat timbal balik diujung dari pada sedekah yang diberikan.
 Referensi : Al-Quran dan Hadist
: Imarah, Mahmud Muhammad. 2008. Menari di Taman Alquran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Puasa Senin Kamis

NIKMAT SEHAT

MANFAAT MANDI