HATI YANG CERDAS

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي
الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ
يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ
تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
maka apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi
yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Dalam
kehidupan manusia selalu ada pasang surut, naik, dan turun. Hingga tiba suatu
hari semuanya berakhir. Saat kembang kehidupan menjadi layu, kemudian lenyap
begitu saja. Inilah sunnatullah dalam
kehidupan manusia. Bangunan-bangunan tua dan peningalan-peninggalan umat
terdahulu menjadi saksi nyata bagi umat manusia yang datang setelahnya.
Kita
hendaknya dapat mengamati dan mencermatinya sehingga dapat menarik pelajaran
dari pelajaran kehidupan umat terdahulu. Meneladani bagaiman sikap yang dapat
menerangi langkah mereka, dan dapat di
jadikan contoh agar kita tidak memasuki jalan buntu dan tidak terjebak dalam
lobang yang sama, dan agar kita terbebas dari kehancuran.
Ayat
di atas menceritakan kepada kita untuk selalu progresif dan mawas. Lebih dari
itu, kita harus menghapus jauh-jauh anggapan yang membuat kita takjub dengan
orang-orang yang merasa nyaman dengan hanya duduk di rumah dan beku dalam ke
jenuhan. Anda jangan mudah puas dengan hanya melihat dengan mata, atau yang
anda dengar dengan telinga tanpa terlebih dahulu memperhatikanya dengan
seksama. Akan tetapi hendaknya anda melakukan petualangan dengan berfikir
secara mendalam mengenai semua peninggalan semua kaum terdahulu, baik yang
terpendam di dalam bumi maupun apa yang ada di atasnya, bahkan mengenai
peradaban yang telah di musnahka Allah setelah mereka mengingkari risalah-Nya
sehingga yang tersisa tinggallah puing-puing saja. Sejatinya ibrah
hanya dapat di regut oleh orang orang yang mau berfikir. Sedangkan pelajaran
hanya mampu di teguk oleh orang-orang yang mampu bertahan
Dalam
ayat di atas di gambarkan bahwa banyak orang yang memiliki mata normal dan
sehat, akan tetapi hati mereka tidak beriman dan tidak memiliki mata hati yang
peka dengan akibat yang pernah terjadi. Adapula orang yang memiliki akal yang
cerdas akan tetapi mereka tidak cermat dalam memperhitungkan segala hal. .
Ayat
di atas menyerukan kepada kita secara lugas untuk merenungkan sunnatullah dalam kehidupan dan mahluk
hidup. Banyak orang pintar yang cerdas akan tetapi mereka tidak memiliki hati yang
peka dan cerdas.
Kita
sebagai muslim yang hatinya dipenuhi dengan keimanan seharusnya mampu
menghadapi kehidupan ini dengan hati yang jernih dan mampu menalar
kebaikan lalu menjamahnya. Di sisi lain kita juga harus mawas diri
dengan hal-hal yang buruk, lalu menghindarinya. Karena jika anda
kehilangan kendali lantas hati kita tanpa kekang dan akal maka
kita akan kehilangan kekuatan dan usaha anda akan gagal total.
referensi: Al-Quran nur Karim
referensi: Al-Quran nur Karim
Muhammad, Imran mahmud, 2006 , Menari di Taman Al- Quran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sebuah Perjalanan Meraih Mimpi
Penulis
Anak Asuhan Yayasan Kemaslahatan Umat Yogyakarta
Mahasiswa Institut Agama Islam Negri Salatiga Semester 5
Puji Lestari
Komentar
Posting Komentar